Wednesday, May 27, 2009

The Other side of Berlin

Berlin merupakan kota yang cantik. Di lihat dari mana saja, Berlin tetap sebuah kota yang penuh daya tarik dan pesona. Memang tidak salah jika Berlin termasuk dalam jajaran kota yang wajib dikunjungi jika kita berada di Eropa. Berlin juga termasuk ke dalam tiga kota yang paling diminati untuk berlibur dan berwisata.
Hari ini merupakan hari yang cerah di pertengahan musim semi, musim yang tidak mudah ditebak dengan pasti cuaca yang akan datang. Patut disyukuri bahwa kali ini cuaca mendukung untuk jalan-jalan. Matahari bersinar tanpa terhalang awan meskipun angin cukup kencang.

Berlin merupakan kota yang dilalui oleh sungai Spree. Sungai merupakan salah satu jalur transportasi yang efektif untuk menghubungkan Berlin dengan kota lain. Sebagian kota besar di Jerman terletak pada jalur aliran sungai. Begitu penting peran sungai dalam menghidupi sebuah kota, maka pemerintah selalu memperhatikan kondisi sungai yang ada. Sungai yang melintas memang tidak bening, tetapi dapat memberikan kesan bahwa aliran sungai sangat terawat tanpa ada limbah sampah di atasnya.

Perjalanan dimulai dari dermaga Märkisches Ufer pada jam 11. Kapal yang ditumpangi memang dirancang untuk menampung hingga 150 orang yang duduk di dek atas dengan kursi plastik berwarna biru. Di dek bawah, terdapat restauran tertutup kaca berkapasitas 100 orang. Jika di atas dek merasa kedinginan, menikmati perjalanan di dek bawah sekaligus mengisi perut adalah yang terbaik. Penumpang di dek atas dapat memesan makanan maupun minuman dari pelayan yang selalu hilir mudik menghampiri. Tidak perlu takut kelaparan selama berada di atas kapal selama tiga setengah jam ini.

Kapal menyusuri aliran sungai Spree ke arah timur hingga melintasi jembatan Oberbaum, jembatan legendaris yang pernah hancur akibat perang dunia. Kemudian memasuki kanal sungai menuju pusat kota Berlin. Kanal yang memiliki lebar sekitar 20 meter ini adalah anak sungai Spree yang juga menjadi sarana transportasi jaman dulu ke pusat pemukiman di Berlin. Pesiar keliling Berlin menggunakan kapal ini bertajuk Brückenfahrt alias jalan-jalan di kolong jembatan. Sekitar 65 jembatan dilalui sepanjang perjalanan berjarak hampir 25km ini.

Pemandangan wajah Berlin yang berbeda ditampilkan dari atas kapal. Suasana tenang dan teduh terlihat pada kiri dan kanan kanal. Taman bermain dan arena jogging tersebar di daerah pinggir kanal. Sebuah pemandangan yang jauh dari kesan ibukota yang ramai. Aliran sungai yang tenang dan dinaungi pohon-pohon rindang di sepanjang sisir kanal memberikan pemandangan yang nyaman di salah satu sisi Berlin. Informasi mengenai sejarah daerah dan bangunan yang dilalui, disertai iringan kicauan burung menambah pengetahuan tentang jati diri kota Berlin yang sudah berdiri sejak abad 12.

Daerah pemukiman yang dilalui oleh kanal selalu menjadikan kanal sebagai ‘foreground’ bangunan sehingga tampak jelas fasade bangunan di sepanjang kanal. Sangat berbeda sekali jika dibandingkan dengan suasana di negara berkembang yang menjadikan kanal, sungai atau aliran air lainnya sebagai ‘background’ alias ruang belakang yang pada kenyataannya sebagai tempat pembuangan. Lalu lalang kapal di atas kanal menambah hidup ruang kota yang ada. Berlari-lari sore atau sekedar duduk santai menikmati kicauan burung dapat dilakukan di sepanjang sisir kanal yang sudah ditata dengan baik.

Berbagai bentuk jembatan meramaikan arsitektur di atas air. Semua jembatan yang dilalui merupakan jembatan dengan konstruksi beton maupun baja. Jembatan yang tertua yang dilewati berumur hampir seratus tahun. Beberapa jembatan merupakan hasil rekonstruksi jembatan asli yang rusak atau hancur akibat perang dunia. Tidak semua jembatan yang dilalui dalam perjalanan ini merupakan jembatan untuk kendaraan bermotor, jembatan khusus pejalan kaki dan sepeda pun ada. Terkadang dari atas jembatan terlihat beberapa orang yang sengaja berdiam diri menunggu kapal lewat.

Jembatan yang ada memiliki berbagai macam ketinggian. Di beberapa jembatan, penumpang kapal dapat menyentuh kolong jembatan bahkan ada yang diharuskan untuk duduk saat melewati jembatan. Sebuah jembatan di daerah Neukolln tergolong rendah untuk kapal sehingga memiliki pintu air yang dapat membuat permukaan air menjadi lebih turun saat kapal melintas di bawahnya. Sebuah perjalanan yang menarik ditinjau dari segala teknologi yang dipergunakan dalam memperlakukan aliran air.

Pada ujung timur rute yang ditempuh, anak sungai kembali bertemu dengan Induk sungai Spree yang rata-rata memiliki lebar 70 meter. Di daerah ini terdapat beberapa kapal yang dijadikan sebagai rumah apung pribadi atau rumah makan. Besar-kecilnya kapal tergantung kebutuhan sang pemakai. Beberapa solarsel tampak jelas terlihat untuk memenuhi kebutuhan listrik di rumah apung tersebut.

Satu setengah jam terakhir perjalanan ini adalah menyusuri sungai Spree yang melintas tepat di tengah kota. Pusat kota Berlin merupakan tujuan wisata bagi turis domestik maupun mancanegara. Di sana terdapat gedung parlemen Reichstag, tempat tinggal Presiden Jerman Schloss Belevue, tempat kerja Karselir, Berliner Dom, Nikolai viertel, dan berbagai arsitektur kota lainnya. Banyaknya kapal yang lalu-lalang di sungai Spree membuat sungai ini lebih hidup. Sebagian besar adalah kapal turis yang sedang menikmati keindahan pusat kota Berlin dari permukaan air.

--
Agust Danang Ismoyo
Lighting Designer

1 comment:

Unknown said...

Berlin memang kota yang eksotis, saya sangat menyenangi pemandangan kota ini, semoga impian saya bisa terwujud dengan membaca artikel ini, semoga

salam kenal yah